Wednesday, May 16, 2007

Tentang Tauhid

Dewasa ini saya perhatikan banyak orang yang abai terhadap masalah aqidah. Sebagian terpaku pada masalah fiqih. Mereka memaknai rukun Islam yang pertama sebagai "membaca dua kalimat syahadat". Definisi ini sangat berbahaya karena mereka sebatas (atau membatasi diri sekedar) membaca. Sedangkan tauhid sebagai inti dari aqidah justru sering terlewatkan.

Tauhid adalah pondasi bagi bangunan keimanan di atasnya. Bila kokoh pondasinya niscaya kokoh pula bangunannya. Majalah Asy Syariah Vol. III/No. 30/1428 H/2007 ini mengupas tauhid secara menyeluruh mencakup empat macam tauhid beserta penyimpangan-penyimpangannya. Empat macam tauhid adalah Tauhid Uluhiyyah, Rububiyyah dan Asma' wash Shifat serta mencintai Rasulullah.


Di sini dibahas pula tentang thaghut dan kewajiban mengingkarinya lengkap beserta dalil-dalilnya. Thaghut adalah antagonis bagi tauhid yang protagonis. Dengan mengetahui posisi thoghut akan semakin jelas dimana kedudukan tauhid.

Terdapat pula 'Sakinah', Lembar untuk Wanita dan Keluarga. Bagian ini biasanya membahas berbagai permasalahan wanita. Topik yang dibahas kali ini di antaranya adalah Mencintai Rasulullah, Hak-hak Wanita dalam Islam, dan masalah bahaya lisan.


Satu masalah dalam majalah ini adalah keterbatasan halaman. Sehingga tidak mungkin membicarakan tauhid secara lengkap dan rinci di dalam majalah yang hanya setebal 96 halaman ini. Namun sebagai dasar pengetahuan kita sudah mendapat dasar yang cukup kuat sebelum melengkapinya dengan kitab-kitab tauhid dengan pembahasan yang lebih rinci.

Mengingat sedemikian penting masalah yang dibahas kali ini menjadikan majalah edisi ini masuk dalam kategori wajib dimiliki (untuk dibaca dan dipahami lalu dihafalkan dan diamalkan). Dengan bandrol hanya Rp 8.000,- (Jawa) dan Rp 9.500,- (luar Jawa) semestinya tidak ada alasan bagi kaum muslimin untuk tidak memiliki majalah ini.

Diterbitkan oleh : Penerbit Oase Media di bawah Yayasan Asy Syariah
Penasehat : Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed dan Al-Ustadz Luqman Ba'abduh